Berhentilah menghujat....
Sudahilah menyalahkan..
Stop-lah berpikir negatif...
Kita adalah petani
Pikiran bawah sadar adalah lahan
Informasi adalah bibit
Informasi apa yang kita tanam
itulah yang akan tumbuh
Apa yang kita tanam?
Bibit positif atau negatif?
Atau apakah kita petani rajin
penanam benih negatif atau positif
di tanah orang lain?
Jangan tanya apa yang negara berikan kepadamu
Tanya dirimu, apa yang sudah kamu berikan kepada negaramu.
Hanya dengan memahami semua ini
negeri ini bisa bangkit!
Jakarta, Mei 2009
Bambang Prakuso
Dikutip dari hlaman depan buku KEDAHSYATAN PIKIRAN (BRAIN POWER)
(Panduan ringkas dan bergambar cara mengakses pikiran bawah sadar untuk meraih impian).
Kami berpikir, menciptakan masyarakat yang gemar membaca dan menulis bukanlah soal anggaran, tapi soal kreativitas pemimpin kita. Para pemimpin kita umumnya bukan motivator, bukan penulis jadi tidak tahu pasti bagaimana caranya membangkitkan motivasi membaca dan menulis di negeri ini.
Sebenarnya membangun minat baca dan menulis dimulai dari kemampuan presiden dan para menterinya memberikan iklim yang sejuk bagi para motivator, penulis dan penerbit. Sejak zaman Bung Karno sampai SBY perhatian pemerintah terhadap penulis buku sangat memprihatinkan. Selain royalti yang kecil, para penulis juga dikenai pajak oleh pemerintah. Jika anda penulis, anda akan merasakan sakitnya. Jika kini banyak motivator yang menerbitkan buku, semata-mata karena mereka punya hobi yang tidak bisa dibendung. Secara logika harusnya penulis Indonesia berpeluang menjadi kaya. Tapi perhatian yang minim terhadap mereka yang membuat mreka sulit untuk sejahtera apalagi kaya.
Pemerintah juga tidak menyadari tingginya harga buku dikarenakan besarnya rabat yang harus diberikan penerbit kepada toko buku (sampai 50%). Ini karena pemerintah tidak pernah membuat peraturan tata niaga untuk buku. Banyak penerbit yang mati karenanya.
Perhatian pemerintah yang minim diikuti pula oleh penghargaan masyarakat yang juga minim. Di televisi ada kontes nyanyi, kontes lawak, kontes joget, kontes olahraga dan terakhir kontes pemain sulap (the master) tapi tak ada kontes untuk orang yang hebat membangun pikiran dan jiwa orang lain seperti penulis, pembicara, penyuluh sosial...
Pemerintah mungkin perlu sedikit mempelajari sejarah Restorasi Meiji. Pemerintah Jepang merevolusi negerinya dengan dimulai dari memperbaiki mindset bangsanya. Mereka melegalkan pembajakan buku-buku asing agar rakyatnya pintar. Mengirimkan putra-putrinya keluar negeri untuk transformasi pengetahuan, dan menghargai para insan pembangun mindset seperti para penulis buku. Begitu mindset bangsanya berubah, maka negeri Jepang segera bangkit melebihi Barat.
Sebagian penulis dan motivator adalah penyebar virus N-Ach (need for achievent). Mereka adalah agen untuk membangun mindset bangsa ini. Pemerintah sepatutnya menyadari bahwa kita tidak mungkin bisa membangun dengan baik jika mindset bangsa tidak dibangun lebih dulu, sama dengan menyebarkan benih di tanah berkoral, berpasir, dan berumput.
Saya telah melatih puluhan ribu orang tentang perubahan mindset khusus masyarakat menengah-bawah di hampir 50 kota di Indonesia, saya menemukan kenyataan... kita harus segera merevolusi mindset bangsa kita yang sebagian besar pesimistik dan negative thinking, termasuk para birokrat dan sebagian lembaga swadaya masyarakat. Di tengah mindset seperti ini, pemerintah akan sulit membangun. Mereka jauh hembusan motivasi dari motivator atau dari buku karena buku dan seminar dianggap barang mahal. Bukan soal anggaran, tapi penghargaan pemerintah terhadap para agen pembangunan mindset bangsa itu sangat memprihatinkan.
Ada 2 pertanyaan yang memaksa saya untuk menurunkan tulisan Setidaknya ada 2 pertanyaan yang cukup menarik bagi (Bambang Prakuso) untuk membahasnya.
Pertanyaan pertama “Apakah pelatihan saya diakui dan telah mendapatkan sertifikat dari ahli-ahli NLP?” Pertanyaan kedua yang tak kalah seru adalah, “Apakah saya sudah punya rumah mewah dan mobil mewah… kalau saya sudah punya… baru ia mau belajar dari saya.
Dua pertanyaan itu sebenarnya menurut buku saya CARA JADI MISKIN adalah pertanyaan yang dimiliki orang-orang miskin. Saya ingin menanggapinya karena kasihan jika dalam pikiran orang ini bercokol mind set seperti itu.
Saya ingin jawab pertanyaan ke 1 dan ke 2 denan kata “tidak”… saya ingin bertanya pada yang bertanya… “Masihkah Anda ingin ikut pelatihan saya?.
Seseorang berani melatih… siapa pun dia, menurut saya dia pasti orang hebat. Saya tidak pernah mengukur sertifikat apa yang dimilikinya, siapa gurunya, apakah dia kaya atau tidak…. Saya tahu pasti dia pasti dia adalah orang hebat. Maka saya wajib belajr dari dia sekalipun dia lebih miskin dari saya dan pendidikan atau pengalamannya lebih rendah dari saya. Pasti ada sesuatu yang saya petik dari dia… Kalau Anda belajar POWER OF DREAM dari saya hal itu disebut dengan ketajaman intuisi dan kemampuan menangkap peluang.
Saya berani mengatakan “Tidak” untuk 2 pertanyaan saya tadi secara jujur. Tapi saya juga ingin berkata jujur pada Anda, bahwa saya sudah mempraktekkan ilmu Brain Power dan Power of Dream sejak saya SMP. Adalah bukan kebetulan kalau saya bisa memenangkan 4x lomba karya tulis, dan 1 di antaranya mendapatkan penghargaan dari Presiden Soeharto. Bukan penghargaan jarak jauh, tapi langsung bersalaman dengan beliau dan beberapa menteri di zaman itu. Belum tentu semua orang punya prestasi itu, bahkan mereka yang punya sertifikat NLP sekalipun. Secara logika sulit dipahami kenapa saya bisa menang. Saya tinggal di perkebunan kelapa sawit, jangankan toko buku perpustakaan pun tidak ada.
Saya pernah belajar cara berwirausaha dari seorang yang sudah punya prestasi sebuah rumah mewah dan mobil mewah… tapi apa yang terjadi… hanya 0,0 sekian yang bisa sukses. Saya yakin, sekalipun Anda belajar langsung dari Robert T. Kiyosaki atau Anthony Robbins jika anda tidak bisa menggunakan otak anda dan hati anda bernyali tikus tetap saja anda tikus. Tak akan pernah bisa menjadi kaya.
Saya adalah orang yang sangat bangga bisa mengajar NLP tanpa sertifikat NLP. Saya tak pernah berminpi jadi motivator tapi impian saya yang lebih besarlah yang menyeret saya menjadi motivator. Kepada seorang yang pulang pergi kerja a naik sepeda ontel pun saya mau belajar… Kata orang “ilmu yang keluar dari tembolok ayam pun sangat berharga”… Dan saya nyatakan saya orang satu-satunya yang tidak percaya pada ucapan Tung Desem Waringin untuk menjadi yang terbaik kita harus belajar dari orang yang terbaik.
Dengan menerapkan NLP saya bukan Cuma berprestasi dalam karya tulis di masa muda saya, saya bisa menulis 20 buku, 5 buku di antaranya saya terbitkan dalam waktu 2 bulan. Orang yang memiliki 10 sertifkat NLP pun belum tentu bisa melakukannya. Saya telah pindah 18 kali kerja seumur hidup saya, tapi 14 di antaranya saya menduduki jabatan top management (manager, general manager, dan direktur)., saya juga bisa mendirikan 6 perusahaan tanpa uang saya sendiri. Belum termasuk prestasi lainnya seperti keliling Indonesia melatih puluhan ribu orang dalam waktu 2 tahun tanpa impian jadi motivator.
Saya mengajarkan ilmu saya karena saya merasa berkewajiban melakukan ini demi impian saya, impian Indonesia yakni menciptakan masyarakat yang cerdas, mandiri, sejahtera, dan berbudi luhur.
Dengan niat yang tulis untuk itu saya sangat yakin orang yang saya ajarkan ilmu ini akan merasakan manfaat yang sangat mungkin jauh lebih baik dari saya. Saya banyak testimony tentang ini. Seorang teman yang belajar dari saya bagaimana cara mendapatkan modal tanpa jaminan bukan bank mendapatkan modal Rp 1 milyar padahal seumur hidup saya, tertinggi saya mendapatkan Rp 400 juta. Orang yang belajar dari saya cara melamar kerja, mengaku dari 10 lamarannya 12 dipanggil, padahal seumur hidup dari 5 lamaran saya 3 dibalas. Sekalipun saya pelajar rata-rata yang tidak pernah dapat rangking di sekolah dulu, tapi ketika saya ajarkan bagaimana menggunakan brain power untuk meraih nilai A, sedikitnya 2 sekolah (SMP dan SMA) melaporkan bahwa mereka berhasil meluluskan siswanya 100%. Satu diantaranya malah jadi yang terbaik di wilayahnya dan no. 3 tertinggi se Jawa Timur.
Jadi saya sangat menyayangkan cara berpikir orang yang mengajar harus dapat sertifikat. Kalau dia mengajarkan cara jadi kaya dia harus punya rumah dan mobil mewah. Jika anda berpendapat ini, maka pertama anda siap bahwa anda akan tetap miskin… pertama belum tentu orang kaya mau membagikan ilmunya, kalaupun mau belum tentu dia bisa mengajarkannya, yang ketika kalau pun dia mengajarkannya kepada anda… anda belum tentu bisa kaya… Lihat saja berapa banyak orang yang sudah ikut seminar cara jadi kaya atau membaca buku cara cepat jadi milyuner dengan biaya ratusan ribu bahkan puluhan juta tetap saja jadi miskin. Karena apa… karena ia masih bermental tikus berrpikir seperti orang miskin.
Yang luar biasa... saat orang belajar ilmu dari saya... mereka bisa menerapkan untuk hal yang tidak pernah saya ketahui... Misalnya ada orang yang menyatakan ia lebih mudah mengeluarkan setan (pengakuan ahli rukyah), lebih mudah mendapatkan prospek (pengakuan agen asuransi), sembuh penyakitnya dalam waktu hanya beberapa jam (pengakuan seorang yang merasa dirinya kena sakit jantung dan santet), dapat jodoh 2 hari setelah ikut pelatihan (pengakuan orang yang suka menggunakan dukun dan jimat untuk memelet wanita, tapi tidak pernah dapat), bisa belajar lebih konsentrasi (pengakuan beberapa pelajar).
Kalau Anda ragu atau keberatan mengikuti pelatihan saya karena anda sayang pada uang anda... saya sarankan ikuti pelatihan saya yang gratis, lihat jadwal kapan saya melatih anak-anak jalanan dan gelandangan serta kaum duafa... Nah anda bisa ikut di sana.
Bambang Prakuso
Dream Master